Sunday, May 19, 2019


Judul Buku : GRIT The Power of Passion and Perseverance
Penulis : Angela Duckworth
Penerbit : Scribner
Tahun Terbit : 2016
Tebal Halaman : 440 

Buku ini dikemas dengan baik oleh Angela Duckworth yang merupakan salah satu peraih penghargaan bergengsi MacArthur untuk karyanya ini. Angela Duckworth juga berada dalam jajaran pembicara di TEDtalk yang memiliki jumlah view terbanyak. Seorang psikologis dan ilmuwan yang senantiasa melakukan riset dan pengamatan untuk memperkaya ilmu yang dimilikinya untuk dapat dibagikan ke banyak orang.

Di dalam buku ini menekankan bahwa talenta atau bakat yang dimiliki oleh setiap orang bukan merupakan faktor terbesar untuk menetukan kesuksesan seseorang. Usaha, kerja keras, dan kegigihan adalah faktor utama yang menetukan keberhasilan seseorang. Pola pikir juga menjadi hal penentu keberhasilan seseorang, pola pikir yang baik dan positif tak jarang akan menuntun pada hasil yang positif pula dan sebaliknya. Namun, sebelum untuk mengambil langkah dalam hidup, alangkah baiknya agar selalu menentukan tujuan terlebih dahulu karena tujuan yang nantinya akan membimbing kepada keberhasilan. 

Bakat hanyalah sebuah awalan pada kesuksesan. Dalam buku ini dijelaskan bahwa, bakat yang kita miliki dikalikan dengan usaha akan menghasilkan kemampuan. Kemampuan tersebut apabila dikaslikan dengan usaha maka akan menghasilkan penghargaan. Oleh sebab itu, buku ini mengajarkan bahwa usaha menjadi penentu yang sangat krusial untuk mencapai keberhasilan, walaupun kita tidak memiliki bakat yang lebih besar daripada orang lain, namun apabila kita memiliki usaha yang lebih besar daripada kebanyak orang maka kemungkinan kita untuk memperoleh keberhasilan akan sama besar bahkan lebih besar daripada kebanyakan orang. 

Angela Duckworth memberikan penjelasan mengenai penerapan GRIT dalam kehidupan sehari-hari khususnya pada pola pengasuhan anak. Pola pengasuhan anak memang kerap kali menjadi perdebatan banyak pihak. Apakah lebih baik untuk menjadi orang tua yang lemah lembut atau orang tua yang otoriter? Menurut Angela Duckworth dalam buku ini, setelah melihat dari 2 narasumber dapat disimpulkan bahwa pola asuh berbeda-beda sesuai namun tetap sebagai orang tua harus mampu mengimbangi antara keras dan lembut dalam mendidik anak di saat yang bersamaan. Tak mudah untuk mendidik anak dengan tepat bahkan mustahil, namun harus selalu diingat bahwa anak akan selalu menjadi cerminan dari orang tuanya. Tindakan atau hal yang sering dilakukan orang tua secara tidak langsung akan dilakukan juga oleh anak.

Buku ini memiliki gaya penyampaian yang santai dan menyenangkan sehingga tidak membosankan ketika dibaca. Buku ini menyampaikan beberapa teori yang disertai juga dengan penelitian yang konkret sehingga sangat kredibel dan logis. Buku ini juga dikemas dengan bahasa yang lugas sehingga dapat dimengerti dan disertai pula dengan kisah-kisah dari narasumber yang membuat hal yang ingin disampaikan dapat tersampaikan dengan baik dan jelas kepada setiap pembaca. Di dalam beberapa bagian di buku ini menjelaskan beberapa topik yang memiliki inti pembahasan yang sama sehingga menjadi monoton untuk dibaca.

Walaupun buku ini memiliki kelebihan dan kekurangannya, buku ini merupakan buku yang sangat bagus dan menarik untuk dibaca. Buku karya Angela Duckworth ini sangat berbobot dan memberikan informasi penting yang dikemas dengan cara yang menyenangkan dan santai. Walaupun buku ini berbasis ilmiah dan penelitian namun tetap menyenangkan untuk dibaca. 

Thursday, February 14, 2019

Aku dan LGBT

LGBT merupakan kependekan dari lesbian, gay, bisexual, dan transgender. LGBT saat ini sangat berkembang di dunia, ditambah dengan adanya arus globalisasi serta perkembangan teknologi yang sangat signifikan membuat kaum milenial di Indonesia khususnya juga mulai mengenal tentang tren ini. LGBT sebenarnya sudah banyak disetujui bahkan diperbolehkan secara resmi oleh negara. Gerakan LGBT-pun sangat terkenal dengan ciri khasnya yaitu bendera pelangi yang menyimbolkan kesamaan hak untuk mencintai siapapun tanpa batasan. Ditambah pula dengan slogannya 'equal love pride'  yang semakin menyuarakan LGBT ini.



Gerakan LGBT ini sudah menyebar masuk ke kaum milenial di Indonesia khususnya. Di Indonesia sendiri, LGBT sangat berkembang melalui media sosial dan kita dapat menemui banyak bukti penyebaran LGBT di Indonesia. Saya sendiri cukup memiliki beberapa pengalaman mengenai hal ini karena saya memiliki teman saat SMA sebut saja bernama Mawar, beliau adalah seorang laki-laki namun memiliki gaya berpakaian dan gaya berbicara seperti wanita, bahkan dapat dikatakan bahwa Mawar ini lebih fashionable daripada saya. Mawar berperilaku seperti wanita dan menyukai pria, bahkan pernah beberapa kali berpacaran dengan seorang pria. Keluarga Mawar sudah mengetahui tentang hal ini dan sangat berpikiran terbuka sehingga mereka tidak memaksakan Mawar untuk menjadi seperti yang lain dan bahkan juga mendukung gaya berpakaiannya.



Pada awalnya, saya tidak mau dekat dengan Mawar karena saya tidak setuju dengan LGBT ini. Mawar sering mendapat perlakuan tidak menyenangkan baik dari teman-teman di sekolah, orang yang bertemu di jalanpun kadang memandangnya dengan pandangan seperti tidak suka, bahkan ada beberapa anggota kleuarganya yang sering kali memarahinya karena hal ini, saya pun juga ikut-ikutan meledek Mawar beberapa kali. Namun, setelah saya berteman dengan Mawar cukup lama, saya mulai mengenalnya dan sebenarnya Mawar ini tidak jauh berbeda dari kita semua, walaupun memiliki pandangan yang berbeda sebenarnya Mawar ini sangatlah baik bahkan mungkin merupakan salah satu orang yang paling murah hati yang saya kenal. Pada suatu waktu, ketika semua teman saya yang lain menjauhi saya karena suatu hal, Mawar tidak menjauhi saya bahkan ia membela saya di hadapan teman-teman yang lain, walaupun dengan resiko ia juga dijauhi oleh teman-teman.

Hal ini menjadi pukulan yang sangat keras bagi saya karena walaupun saya pernah berperilaku kurang menyenangkan pada Mawar dan saya berbeda pandangan dengannya, ia tetap berperilaku baik pada saya dengan tulus hati. Saya belajar banyak dari Mawar, salah satunya adalah ketegaran hati untuk menghadapi banyak pendapat orang lain yang berbeda dengan kita dan cenderung mereka juga berperilaku tak pantas pada kita, tetapi kita harus tetap berperilaku baik dan memaafkan mereka. Saya juga belajar untuk menghargai pula orang yang memiliki pandangan berbeda dengan saya dan tidak menilai orang hanya dari tampilan luarnya saja karena sangat memungkinkan apa yang diperlihatkan di luar tidak sama dengan kenyataan yang ada di dalamnya. Saya dan Mawar sangatlah berbeda karena pandangan kami mengenai LGBT ini berbeda, namun kami menyadari bahwa perbedaan adalah hal yang wajar dan tak sepantasnya kita menjauhi orang yang berbeda pendapat dengan saya terutama para kaum LGBT ini. Saya merasa berteman dengan Mawar juga membuat saya lebih terbuka dengan semua pendapat orang lain yang berbeda dengan saya dan berusaha untuk mengerti perpektif dari orang tersebut.

Mungkin banyak orang di Indonesia yang tidak menyukai bahkan membenci kaum LGBT  ini. Tetapi, kita harus tetap ingat bahwa merekapun tetaplah manusia yang juga memiliki hati. Perbedaan bukanlah menjadi alasan bagi kita untuk menjauhi mereka apalagi berperilaku tidak baik karena mereka bukan harus dijauhi tapi harus didekati agar mereka juga tidak merasa sendiri. Dengan menjadi teman mereka mungkin terasa sepele bagi kita, tetapi memiliki arti yang besar bagi mereka. Kita boleh membenci LGBT  tetapi kita tidak boleh membenci manusia yang melakukannya, sama seperti kita boleh membenci kesalahan orang lain tetapi kita tidak boleh membenci orang yang melakukannya.

Wednesday, February 6, 2019

Perkenalan Singkat

Halo semuanya, sebelumnya, izinkan saya untuk memperkenalkan diri saya secara singkat. Nama saya adalah Jesslyn Fabrianne, yang biasa dipanggil Jesslyn oleh teman-teman saya. Saya lahir pada tanggal 18 Februari 2000, uniknya saya bukan lahir di tempat biasa, saya lahir di planet lain atau Bekasi. Namun, saya dibesarkan di Kelapa Gading, Jakarta Utara selama kurang lebih 17 tahun. 

Saya memiliki tinggi badan yang berada di antara tidak setinggi pragawati namun cukup untuk dapat bermain 'halilintar' di Dufan karena tinggi saya terakhir adalah 168 cm. Saya memiliki berat badan yang dapat dikatakan tidak terlalu berat namun tidak dapat dikatakan kurus pula sebab saya memiliki hobi untuk makan dan tidur yang semakin hari membuat saya semakin membulat seperti bakso telur yang saya sering makan. Saya memiliki mata yang berwarna coklat tua seperti kebanyakan orang di Indonesia. Rambut saya berwarna agak kecoklatan yang bukan karena diwarnai tetapi karena saya sering berjemur di bawah terik matahari yang akhirnya membuat rambut saya menjadi berwarna lebih terang dari seharusnya. Seperti itulah, gambaran singkat tentang bentuk fisik saya. 

Saya tidak memiliki saudara kandung baik kakak maupun adik atau biasanya disebut sebagai anak tunggal. Walaupun anak tunggal banyak dianggap sebagai anak yang manja, namun saya kurang setuju dengan anggapan seperti itu karena tidak semua anak tunggal bersifat manja dan tidak semua anak yang memiliki saudara kandung akan lebih bertanggung jawab, semuanya bergantung pada pola didik dan pribadi masing-masing. Sebagai anak tunggal, saya menjadi lebih dekat dengan kedua orang tua saya dan bahkan saya berinteraksi dengan orang tua saya seperti dengan teman sendiri karena orang tua saya sangat mengikuti perkembangan zaman dan tak jarang lebih seperti anak muda daripada saya sendiri. Nah, seperti itulah gambaran singkat mengenai kehidupan saya sebagai anak tunggal.

Sekolah pertama sampai SMA, saya bersekolah di daerah Kelapa Gading yaitu di SMPK 4 PENABUR dan SMAK 5 PENABUR. Ketika waktunya kuliah, saya memutuskan untuk kuliah di Atma Jaya BSD dengan jurusan teknik industri. Hampir setiap orang yang saya beritahu jurusan kuliah saya pasti terheran karena mereka beranggapan masih jarang perempuan yang berkuliah di teknik. Pada kenyataannya, memang benar namun itulah salah satu keuntungannya karena saya dapat belajar untuk menjadi lebih tangguh dan percaya diri. Seperti itulah jejak pendidikan saya dari kecil hingga kuliah. 

Demikian akhir dari profil singkat dari saya yang bisa saya sampaikan saat ini. Saya cukup banyak telah melewati berbagai peristiwa dan pembelajaran dalam hidup saya yang dapat dibagikan kepada orang lain. Oleh sebab itu, saya berharap melalui blog pribadi saya ini, saya dapat berbagi pengalaman dan mungkin dapat membantu orang lain jika memiliki kesempatan yang tepat. Pada akhirnya, saya ingin mengucapkan banyak terima kasih bagi para pembaca dan semoga dapat bertemu di tulisan saya yang lainnya!